Gegara K-Pop, Gue Nyasar Jadi Vegan Hunter di Korea!

Tur Kuliner Vegan di Korea Selatan

Gegara K-Pop, Gue Nyasar Jadi Vegan Hunter di Korea!

Oke, guys, jujur aja nih. Alasan gue mendarat di Incheon tuh awalnya klise abis: K-Pop! Ya, siapa sih yang bisa nolak pesona oppa-oppa ganteng dan noona-noona kece? Tapi, perjalanan gue ke Korea Selatan ini ternyata jauh dari sekadar fangirling ria. Gue, yang tadinya karnivora akut, malah terjun ke dunia vegan gara-gara… makanan! Seriously? Korea dan vegan? Kedengarannya impossible, kan? Eits, jangan salah sangka dulu. Ini dia cerita lengkapnya!

Awalnya sih, gue mikir Korea itu surganya Korean BBQ. Daging panggang yang juicy, kimchi segambreng, dan soju dingin... heaven! Tapi, setelah beberapa hari nyobain semua itu, perut gue mulai protes. Entah kenapa, gue jadi gampang begah dan jerawat mulai bermunculan kayak cendawan di musim hujan. Gue mulai curiga, jangan-jangan badan gue udah gak kuat lagi diajak barbar makan daging terus-terusan.

Nah, di sinilah petualangan vegan gue dimulai. Iseng-iseng buka Google, gue nemu artikel tentang vegan culinary tour di Korea. Gue langsung mikir, "Hah? Vegan? Di Korea? Emang ada?" Rasa penasaran gue langsung menggelora. Gue langsung booking tur itu tanpa mikir panjang. Nekat? Iya. Bodoh? Mungkin. Tapi, gue udah bosen makan daging mulu!

Pertama Kali Nyobain Bibimbap Vegan: Mindblowing!


Pertama Kali Nyobain Bibimbap Vegan: Mindblowing!

Hari pertama tur, gue langsung disambut sama guide yang super ramah namanya Hana. Hana ini fasih banget bahasa Inggris, jadi gue gak perlu panik buat ngeluarin jurus bahasa tarzan. Dia jelasin kalau makanan Korea itu sebenarnya banyak banget yang bisa di-vegan-kan. Kuncinya adalah mengganti bahan-bahan hewani dengan alternatif nabati.

Destinasi pertama kami adalah sebuah restoran tradisional di Insadong. Tempatnya super cozy, dekorasinya ala rumah Korea zaman dulu. Gue langsung terpesona. Hana mesenin gue Bibimbap Vegan. Pas makanannya dateng, gue agak skeptis. Bibimbap biasanya kan pake daging sapi atau telur, ini isinya sayuran semua. Tapi, begitu suapan pertama masuk ke mulut... OMG! Rasanya meledak di mulut! Saus Gochujang-nya pedas manis, sayurannya segar, dan nasinya pulen. Gue langsung lupa sama bibimbap daging yang pernah gue makan sebelumnya. Bener-bener mindblowing!

Ternyata, rahasianya ada di minyak wijen yang berkualitas tinggi dan Gochujang yang difermentasi secara tradisional. Hana juga jelasin kalau banyak bahan makanan Korea yang secara alami udah vegan, kayak rumput laut, jamur, dan berbagai jenis sayuran. Gue langsung merasa bersalah karena selama ini underestimate masakan Korea.

Kuil dan Masakan Vegetarian: Pengalaman Spiritual yang Bikin Kenyang


Kuil dan Masakan Vegetarian: Pengalaman Spiritual yang Bikin Kenyang

Hari berikutnya, kami mengunjungi sebuah kuil Buddha di pegunungan. Ternyata, di Korea, masakan vegetarian kuil itu udah terkenal banget. Konsepnya sederhana: makan makanan yang bersih dan menenangkan jiwa. Bahan-bahannya semua alami dan organik, tanpa MSG atau bahan pengawet.

Gue nyobain berbagai macam hidangan, mulai dari sup jamur yang gurih, tumis sayuran yang renyah, sampai nasi dengan biji-bijian yang sehat. Semuanya terasa ringan dan segar. Efeknya bukan cuma di perut, tapi juga di pikiran. Gue merasa lebih tenang dan damai setelah makan di kuil itu. Bener-bener pengalaman spiritual yang bikin kenyang!

Yang bikin gue terkejut, para biksu dan biksuni di kuil itu sangat kreatif dalam mengolah bahan-bahan nabati. Mereka bisa bikin daging tiruan dari jamur atau tahu yang rasanya mirip banget sama daging asli. Gue sampe gak percaya kalau itu bukan daging beneran! Mereka juga jago banget bikin kimchi vegan yang rasanya gak kalah enak sama kimchi biasa. Rahasianya adalah menggunakan buah pir atau apel sebagai pengganti ikan teri atau udang dalam proses fermentasi. Kreatif abis!

Street Food Vegan: Dari Tteokbokki Sampai Hotteok


Street Food Vegan: Dari Tteokbokki Sampai Hotteok

Gak lengkap rasanya ke Korea tanpa nyobain street food. Tapi, gimana caranya makan street food kalau vegan? Tenang, guys. Ternyata, banyak banget street food Korea yang bisa di-vegan-kan. Hana ngebawa gue ke pasar tradisional yang penuh dengan jajanan kaki lima.

Gue nyobain Tteokbokki (kue beras pedas) yang dimasak tanpa kaldu ikan, diganti dengan kaldu sayuran. Rasanya tetep pedas nampol dan bikin nagih! Gue juga nyobain Hotteok (panekuk manis isi gula merah dan kacang) yang dibuat tanpa mentega atau telur. Rasanya manis legit dan bikin ketagihan!

Selain itu, gue juga nemu berbagai macam gorengan sayur yang super renyah, kayak Gimmari (rumput laut goreng) dan Yachae Twigim (gorengan sayur). Semuanya digoreng dengan minyak nabati yang bersih, jadi aman buat para vegan.

Yang paling bikin gue terkejut adalah adanya Kimbap (nasi gulung rumput laut) vegan. Isinya macem-macem, mulai dari sayuran, tahu, jamur, sampai acar lobak kuning. Gue sampe kalap makan Kimbap vegan ini karena rasanya enak banget dan harganya murah meriah.

Kejadian Absurd: Salah Pesan Sup Ikan, Hampir Nangis!


Kejadian Absurd: Salah Pesan Sup Ikan, Hampir Nangis!

Tentu aja, perjalanan gue gak selalu mulus. Ada aja kejadian absurd yang bikin gue pengen ngakak sekaligus nangis. Suatu hari, gue lagi jalan-jalan sendiri di Myeongdong. Perut gue udah keroncongan minta diisi. Gue ngeliat ada restoran yang rame banget. Karena penasaran, gue langsung masuk dan duduk manis.

Gue nunjuk menu yang ada gambarnya sup, tanpa baca keterangannya dengan teliti. Begitu supnya dateng, aromanya langsung menusuk hidung. Bau amis ikan! Gue langsung panik. Gue coba nyicip kuahnya, rasanya bener-bener ikan banget. Gue langsung lemes. Gue udah terlanjur pesen dan gak mungkin dibatalin.

Dengan berat hati, gue mencoba untuk makan sup itu sedikit demi sedikit. Gue berusaha untuk gak mikirin ikannya dan fokus sama sayuran yang ada di dalamnya. Tapi, tetep aja, rasa amis ikan itu gak bisa hilang dari mulut gue. Akhirnya, gue cuma bisa makan sayurannya aja dan ninggalin ikannya. Gue nyesel banget gak teliti sebelum mesen. Pelajaran buat gue: selalu baca deskripsi menu dengan seksama, apalagi kalau lagi traveling di negara asing!

Insight Budaya: Veganisme di Korea Ternyata Lebih Berkembang dari yang Gue Kira


Insight Budaya: Veganisme di Korea Ternyata Lebih Berkembang dari yang Gue Kira

Dari pengalaman gue ikut vegan culinary tour ini, gue jadi sadar kalau veganisme di Korea ternyata lebih berkembang dari yang gue kira. Dulu, gue mikir Korea itu cuma surganya daging dan makanan laut. Tapi, ternyata banyak juga orang Korea yang sadar akan pentingnya hidup sehat dan ramah lingkungan.

Banyak restoran dan kafe di Seoul yang menawarkan menu vegan yang kreatif dan inovatif. Mereka gak cuma bikin makanan vegan yang rasanya enak, tapi juga menyajikannya dengan tampilan yang cantik dan menarik. Selain itu, komunitas vegan di Korea juga semakin besar dan aktif. Mereka sering mengadakan acara-acara komunitas, seperti potluck, seminar, dan demonstrasi masak.

Gue salut banget sama perkembangan veganisme di Korea. Mereka berhasil menggabungkan tradisi kuliner Korea yang kaya dengan gaya hidup vegan yang modern. Ini membuktikan kalau veganisme itu bukan cuma gaya hidup orang Barat, tapi juga bisa diterapkan di negara-negara Asia.

Pelajaran yang Gue Dapet: Jadi Vegan Gak Harus Ribet!


Pelajaran yang Gue Dapet: Jadi Vegan Gak Harus Ribet!

Setelah pulang dari Korea, gue jadi lebih terbuka sama dunia vegan. Gue jadi lebih sering masak makanan vegan di rumah dan nyobain resep-resep baru. Gue juga mulai mengurangi konsumsi daging dan produk hewani lainnya.

Gue sadar kalau jadi vegan itu gak harus ribet dan mahal. Banyak bahan makanan vegan yang mudah didapat di supermarket atau pasar tradisional. Kita juga bisa berkreasi dengan resep-resep yang sederhana dan praktis.

Yang paling penting, jadi vegan itu bukan cuma soal makanan, tapi juga soal gaya hidup. Kita bisa mengurangi dampak negatif kita terhadap lingkungan dengan memilih produk-produk yang ramah lingkungan, mendukung bisnis-bisnis lokal, dan mengurangi sampah.

Kesimpulan: Korea, Bukan Cuma K-Pop, Tapi Juga Surga Makanan Vegan!


Kesimpulan: Korea, Bukan Cuma K-Pop, Tapi Juga Surga Makanan Vegan!

Jadi, guys, kalau lo pada lagi traveling ke Korea dan pengen nyobain pengalaman kuliner yang berbeda, gue saranin banget buat ikut vegan culinary tour. Lo bakal terkejut betapa enaknya makanan vegan Korea dan betapa ramahnya orang-orang Korea.

Korea bukan cuma surganya K-Pop, tapi juga surga makanan vegan! Lo bakal pulang dengan perut kenyang, pikiran terbuka, dan hati yang bahagia. Jangan lupa bawa kamera buat foto-foto makanan yang cantik dan share di media sosial. Siapa tahu, lo bisa jadi influencer vegan dadakan!

Oh ya, satu lagi. Jangan lupa bawa obat maag dan diare, karena makanan Korea itu biasanya pedas dan bikin perut kaget. Dan yang paling penting, jangan lupa bawa dompet yang tebel, karena makanan enak di Korea itu gak murah! Happy traveling dan selamat menikmati petualangan kuliner vegan di Korea! Annyeong!

Posting Komentar untuk "Gegara K-Pop, Gue Nyasar Jadi Vegan Hunter di Korea!"