Hacking Korea: Survive Sebagai Muslim Traveler Tanpa Drama!

Hacking Korea: Survive Sebagai Muslim Traveler Tanpa Drama!
Oke guys, jadi gini ceritanya. Gue, si backpacker kere tapi gaya, memutuskan buat terbang ke Korea Selatan. Alasan? Bukan buat ketemu oppa-oppa (walaupun nggak nolak juga sih wink), tapi lebih buat eksplor budayanya yang unik, kulinernya yang bikin ngiler, dan yang paling penting, gimana caranya survive sebagai Muslim traveler di negeri ginseng ini. Jujur aja, awalnya agak parno. Korea kan terkenal sama kimchi yang kadang pake saus ikan, BBQ yang biasanya daging babi, dan alkohol yang tumpah ruah di mana-mana. Tapi, dengan riset dan persiapan matang (plus sedikit keberuntungan), gue berhasil menjelajah Korea tanpa harus makan Indomie tiap hari. Jadi, buat kalian para Muslim traveler yang pengen ke Korea, simak pengalaman gue ini baik-baik! Siap? Gas!
Persiapan: Jangan Jadi Muslim yang Dadakan!

Sebelum berangkat, gue udah nyiapin segala macem amunisi. Bukan amunisi perang ya, tapi lebih ke perlengkapan tempur buat menghadapi tantangan halal food dan tempat sholat. Ini beberapa tips yang gue rangkum:
Halal Food is Your Best Friend: Download aplikasi kayak Halal Korea atau Muslim Pro. Aplikasi ini ngebantu banget buat nemuin restoran halal, masjid, atau bahkan mushola terdekat. Jangan malu buat nanya sama orang lokal juga! Biasanya mereka dengan senang hati ngasih tau tempat makan yang aman buat Muslim. Snack Attack! Bawa bekal makanan ringan yang halal dari Indonesia. Biskuit, kurma, abon, atau mie instan bisa jadi penyelamat di saat-saat darurat. Percayalah, perut keroncongan di tengah kota Seoul itu bukan pengalaman yang menyenangkan. Apalagi kalau nemunya cuma tteokbokki yang pedesnya bikin bibir dower. Prayer Kit on the Go: Jangan lupa bawa perlengkapan sholat yang praktis. Sajadah kecil, kompas kiblat, dan botol air buat wudhu itu wajib hukumnya. Nggak mau kan ketinggalan sholat gara-gara nggak nemu mushola? Bahasa Is Key: Belajar beberapa frasa dasar bahasa Korea. Misalnya, "Halal?" (Halal yo?), "Gogi an meogeoyo" (Saya tidak makan daging), atau "Hojanggim" (Bungkuskan). Lumayan kan buat nawar harga atau sekadar nanya bahan makanan. Dijamin deh, orang Korea bakal lebih respect sama kita kalau kita berusaha ngomong bahasa mereka.
Penginapan: Mencari Oase Halal di Tengah Gurun Beton

Nah, ini nih bagian yang paling krusial: penginapan. Gue sadar, nggak semua hotel di Korea punya fasilitas ramah Muslim. Jadi, gue harus pinter-pinter milih tempat nginep. Berikut beberapa opsi yang bisa kalian pertimbangkan:
Guesthouse Muslim-Friendly: Ini opsi yang paling ideal. Beberapa guesthouse di Korea dikelola oleh Muslim atau setidaknya punya fasilitas yang ramah Muslim, seperti dapur halal, tempat sholat, dan informasi tentang restoran halal di sekitar. Biasanya, pemiliknya juga ramah dan siap membantu kita dengan segala pertanyaan. Bonusnya, kita bisa ketemu sama traveler Muslim lain dari berbagai negara dan berbagi pengalaman. Airbnb dengan Dapur: Kalau pengen lebih privasi, Airbnb bisa jadi pilihan yang bagus. Cari apartemen atau studio yang punya dapur lengkap. Jadi, kita bisa masak sendiri makanan yang halal dan hemat budget. Jangan lupa bawa bumbu instan dari Indonesia ya! Biar masakan ala Korea kita tetep berasa Indonesia. Hotel Bintang Lima? (Kayaknya Nggak Mungkin): Sejujurnya, gue nggak pernah nginep di hotel bintang lima selama traveling. Mahal cyin! Tapi, kalau kalian punya budget lebih, hotel bintang lima biasanya punya restoran yang menyediakan pilihan makanan vegetarian atau seafood yang bisa jadi alternatif. Coba deh tanya sama staf hotel, siapa tau mereka punya rekomendasi restoran halal di sekitar.
Pengalaman Absurd di Guesthouse:
Gue pernah nginep di sebuah guesthouse di Seoul yang katanya Muslim-friendly. Pas nyampe, gue langsung disambut sama aroma kari yang menusuk hidung. Ternyata, pemilik guesthouse-nya orang Pakistan yang jago masak. Seneng banget dong gue! Tiap malem, gue ikutan makan malem bareng sama penghuni guesthouse yang lain. Ada yang dari Malaysia, Indonesia, Turki, bahkan ada juga yang dari Amerika Serikat. Kita ngobrol ngalor ngidul tentang traveling, budaya, dan tentunya, makanan.
Tapi, ada satu kejadian absurd yang bikin gue ngakak sampe sakit perut. Suatu malem, pas lagi asik makan kari, tiba-tiba ada suara teriakan dari lantai atas. Ternyata, salah satu penghuni guesthouse (bule Amerika) nggak sengaja makan daging babi di salah satu restoran lokal. Dia langsung panik dan lari ke kamar mandi buat muntah-muntah. Kita semua langsung ngasih dia air minum dan berusaha nenangin dia. Lucunya, dia terus-terusan minta maaf sama kita karena udah "menodai" guesthouse yang Muslim-friendly. Ya ampun, lebay banget deh! Tapi, dari situ gue belajar, toleransi itu penting banget. Kita harus saling menghormati perbedaan dan membantu satu sama lain.
Kuliner Halal: Petualangan Rasa yang Menggugah Selera

Oke, sekarang kita bahas bagian yang paling seru: kuliner! Awalnya, gue agak khawatir soal makanan halal di Korea. Tapi ternyata, nggak sesulit yang gue bayangin. Ada banyak restoran yang menyajikan makanan halal atau punya pilihan vegetarian/seafood yang bisa jadi alternatif.
Restoran Halal: Cari restoran yang punya sertifikasi halal dari Korea Muslim Federation (KMF). Biasanya, restoran ini menyajikan masakan Korea, Timur Tengah, atau India yang dijamin halal. Beberapa restoran halal populer di Seoul antara lain: Eid Restaurant: Menyajikan masakan Korea halal seperti Bulgogi, Bibimbap, dan Samgyetang. Murree Muslim Food: Menyajikan masakan Pakistan halal seperti Kari, Nasi Biryani, dan Roti Naan. Yang Good BBQ: Menyajikan BBQ domba halal dengan bumbu khas Korea.
Vegetarian/Seafood Options: Kalau nggak nemu restoran halal, jangan khawatir! Banyak restoran di Korea yang punya pilihan vegetarian atau seafood. Biasanya, mereka punya menu Bibimbap (nasi campur), Japchae (bihun goreng), atau Haemul Pajeon (pancake seafood) yang bisa jadi pilihan aman. Tapi, tetep harus hati-hati ya! Pastikan nggak ada bahan-bahan yang haram, seperti saus ikan atau lemak babi.
Street Food Survival Kit: Street food di Korea emang menggoda banget. Tapi, nggak semuanya halal. Beberapa street food yang aman buat Muslim antara lain: Gyeranppang (roti telur): Roti manis dengan telur di atasnya. Hotteok (pancake manis): Pancake isi gula merah dan kacang. Bungeoppang (kue ikan): Kue berbentuk ikan isi pasta kacang merah.
Pengalaman Konyol di Pasar Tradisional:
Gue pernah nyasar di sebuah pasar tradisional di Busan. Pasar ini rame banget dan penuh dengan makanan yang aneh-aneh. Ada gurita hidup yang masih gerak-gerak, ulat sutra rebus, dan ikan asin yang baunya bikin pusing. Gue pengen nyobain tteokbokki, tapi khawatir karena biasanya pake saus ikan. Akhirnya, gue nanya sama salah satu pedagang, "Halal yo?" Dia cuma geleng-geleng kepala sambil nunjuk ke tumpukan gochujang (pasta cabai). Gue langsung ciut dan batal nyobain tteokbokki.
Tapi, di tengah kekecewaan, gue nemu stand yang jual Bungeoppang. Kue ikan ini emang favorit gue dari dulu. Gue langsung beli beberapa dan makan sambil jalan-jalan di pasar. Eh, pas lagi asik makan, tiba-tiba ada seorang ahjumma (ibu-ibu) yang nyamperin gue. Dia ngomong sesuatu dalam bahasa Korea yang gue nggak ngerti sama sekali. Dia terus-terusan nunjuk ke Bungeoppang gue dan menggeleng-gelengkan kepala. Gue bingung banget. Apa ada yang salah sama kue gue? Apa gue makannya berantakan?
Ternyata, si ahjumma itu cuma mau ngasih tau gue kalau Bungeoppang yang gue beli itu isinya kacang merah, bukan cokelat. Dia khawatir gue nggak suka sama rasa kacang merah. Ya ampun, perhatian banget deh! Gue langsung ketawa dan ngucapin terima kasih sama dia. Dari situ gue belajar, orang Korea itu emang ramah dan perhatian banget. Walaupun kita nggak ngerti bahasa mereka, mereka tetep berusaha buat bantu kita.
Tempat Sholat: Jangan Lupa Kewajiban!

Sebagai Muslim, sholat itu wajib hukumnya. Jadi, selama di Korea, gue selalu berusaha buat sholat tepat waktu. Untungnya, ada beberapa tempat yang bisa kita gunakan buat sholat:
Masjid: Di Korea, ada beberapa masjid yang tersebar di kota-kota besar seperti Seoul, Busan, dan Daegu. Masjid biasanya punya fasilitas lengkap, seperti tempat wudhu, ruang sholat yang bersih, dan perpustakaan Islam. Mushola: Selain masjid, ada juga beberapa mushola yang terletak di pusat perbelanjaan, stasiun kereta api, atau bandara. Mushola biasanya lebih kecil dari masjid, tapi tetep nyaman buat sholat. Ruang Serbaguna: Kalau nggak nemu masjid atau mushola, kita bisa memanfaatkan ruang serbaguna di hotel, guesthouse, atau bahkan taman. Asal tempatnya bersih dan tenang, kita bisa sholat di mana aja.
Pengalaman Mendebarkan di Stasiun Kereta:
Gue pernah ketinggalan kereta di stasiun Seoul. Gue panik banget karena harusnya gue udah nyampe di Busan. Setelah ngurus tiket baru, gue baru sadar kalau udah masuk waktu sholat Ashar. Gue celingukan nyari mushola, tapi nggak nemu. Akhirnya, gue mutusin buat sholat di pojokan stasiun yang agak sepi. Gue gelar sajadah kecil gue dan mulai sholat.
Pas lagi khusyuk sholat, tiba-tiba ada seorang ahjussi (bapak-bapak) yang nyamperin gue. Dia ngomong sesuatu dalam bahasa Korea yang gue nggak ngerti. Gue tetep fokus sholat dan berusaha nggak ngedengerin dia. Tapi, dia terus-terusan ngomong dan bahkan nyolek-nyolek pundak gue. Gue mulai kesel dan khawatir. Apa dia mau ngerampok gue? Apa dia mau nyakitin gue?
Setelah selesai sholat, gue langsung nanya sama dia, "What do you want?" Dia nunjuk ke arah sajadah gue dan ngomong sesuatu yang akhirnya gue ngerti. Ternyata, dia cuma mau nawarin gue buat sholat di ruang tunggu VIP yang lebih nyaman. Ya ampun, gue udah suudzon aja sama dia! Gue langsung minta maaf sama dia dan ngucapin terima kasih. Dari situ gue belajar, jangan pernah menilai orang dari penampilannya. Bisa jadi, orang yang terlihat galak justru punya hati yang baik.
Kesimpulan: Korea Nggak Seseram Itu Kok!

Jadi, itulah pengalaman gue traveling ke Korea sebagai Muslim traveler. Awalnya emang agak parno, tapi ternyata Korea nggak seseram yang gue bayangin. Ada banyak cara buat survive dan menikmati keindahan Korea tanpa harus mengorbankan keyakinan kita. Dengan persiapan yang matang, riset yang teliti, dan sedikit keberanian, kita bisa menjelajah Korea dengan nyaman dan aman.
Yang penting, jangan lupa bawa senyum dan positive vibes. Orang Korea itu ramah-ramah kok. Mereka bakal seneng banget kalau kita berusaha mengenal budaya mereka dan menghormati perbedaan. Siapa tau, kita malah bisa dapet temen baru dan pengalaman yang tak terlupakan.
So, buat kalian para Muslim traveler yang pengen ke Korea, jangan ragu lagi! Langsung aja booking tiket pesawat dan siapin backpack kalian. Korea menanti kalian dengan segala keunikan dan keindahannya. Dijamin deh, kalian nggak bakal nyesel!
Semoga pengalaman gue ini bermanfaat buat kalian ya! Jangan lupa share artikel ini ke temen-temen kalian yang juga pengen traveling ke Korea. See you on the next adventure! Annyeong!
Posting Komentar untuk "Hacking Korea: Survive Sebagai Muslim Traveler Tanpa Drama!"
Posting Komentar