Gugur di Korea: Red Alert, Mari Berburu Momiji!

Gugur di Korea: Red Alert, Mari Berburu Momiji!
Gugur di Korea? Ah, udah kayak panggilan jiwa. Bukan cuma buat oplas (eh, keceplosan!), tapi lebih dari itu, buat menyaksikan sendiri lautan merah-kuning-oranye yang bikin mata merem melek saking indahnya. Gue, si anak bawang yang sok-sokan traveler ini, akhirnya memutuskan untuk mendaki gunung dan menjelajahi taman-taman demi mengejar si autumn foliage yang legendaris itu. Siapkan kameramu, gaes, karena ini bakal jadi perjalanan yang aesthetically pleasing abis!
Kenapa Harus Gugur di Korea?

Serius deh, kenapa harus jauh-jauh ke Korea cuma buat lihat daun berguguran? Pertama, karena foto-fotonya di Instagram bikin iri berat. Kedua, karena gue emang suka sama segala sesuatu yang berbau Korea (drakor, K-Pop, kimchi, you name it). Ketiga… ya, karena ada diskon tiket pesawat! Alasan receh tapi jujur.
Korea Selatan pas musim gugur itu vibes-nya beda banget. Udara sejuk cenderung dingin (siapin jaket tebal, ya!), langit biru cerah, dan di mana-mana mata lo dimanjakan sama warna-warni dedaunan. Orang-orang juga jadi lebih stylish (maklum, negara mode!), kafe-kafe penuh dengan menu pumpkin spice latte (kayak di film-film gitu deh), dan yang paling penting… banyak spot foto instagramable!
Gue awalnya skeptis. "Ah, paling juga daun cokelat kayak di depan rumah." Tapi begitu nyampe sana… speechless. Beneran kayak lukisan yang jadi kenyataan. Apalagi kalau lo pergi ke pegunungan. Beuh, pemandangannya bikin lupa sama cicilan!
Berburu Momiji: Misi Dimulai!

Momiji itu bahasa Jepangnya daun maple yang merah membara pas musim gugur. Tapi di Korea, ya sama aja lah ya, intinya daun merah yang bikin mata seger. Misi gue kali ini adalah menemukan spot momiji terbaik seantero Korea Selatan. Ambisius? Banget! Realistis? Nggak juga sih. Tapi yang penting usaha!
Naejangsan National Park: Epicentrum Daun Merah
Ini dia jagoannya! Naejangsan National Park sering disebut-sebut sebagai tempat terbaik untuk menikmati musim gugur di Korea. Dan gue setuju! Perjalanan ke sana lumayan juga, naik kereta KTX dari Seoul, terus lanjut naik bus lokal. Udah kayak ikut Amazing Race aja.
Sesampainya di sana, gue langsung disambut sama lautan manusia. Gila, ternyata nggak cuma gue yang pengen lihat daun merah. Tapi nggak apa-apa, gue tetep semangat! Gue langsung menuju ke Maple Tunnel, terowongan yang dipenuhi pohon maple dengan daun-daun merah yang rimbun. Beuh, beneran magical!
Gue foto-foto di sana kayak orang kesetanan. Loncat-loncat, pose alay, pokoknya semua gaya gue coba. Untungnya nggak ada yang kenal. Setelah puas foto-foto, gue memutuskan untuk naik ke puncak gunung. Jalannya lumayan nanjak, bikin ngos-ngosan. Tapi pemandangannya beneran worth it! Dari atas, gue bisa lihat seluruh taman yang dipenuhi warna-warni musim gugur. Bikin merinding!
Tips dari gue: Datang pagi-pagi buta biar nggak terlalu ramai. Bawa bekal makanan dan minuman, soalnya harga di atas gunung lumayan bikin dompet bolong. Jangan lupa pakai sepatu yang nyaman, soalnya jalannya lumayan jauh dan nanjak.
Kejadian Absurd: Pas lagi asyik foto-foto, tiba-tiba ada ahjussi (om-om) yang nyamperin gue. Dia ngajak ngobrol pakai bahasa Korea yang gue nggak ngerti sama sekali. Gue cuma bisa senyum-senyum dan bilang "Annyeonghaseyo!" Akhirnya dia nyerah dan pergi gitu aja. Mungkin dia kira gue turis Korea yang pura-pura nggak ngerti bahasa Korea. Awkward!
Seoraksan National Park: Gunung yang Lebih Menantang
Kalau Naejangsan terlalu mainstream buat lo, coba deh ke Seoraksan National Park. Gunung ini lebih tinggi dan lebih menantang, tapi pemandangannya juga lebih spektakuler. Gue naik cable car buat sampai ke puncak, soalnya kaki udah nggak kuat kalau harus nanjak lagi.
Dari atas, gue bisa lihat lautan awan dan pegunungan yang dipenuhi warna-warni musim gugur. Beneran kayak di negeri dongeng! Gue sempet foto-foto sama patung Buddha raksasa yang ada di sana. Katanya sih, patung itu bisa membawa keberuntungan. Semoga aja bener, biar gue cepet dapet jodoh!
Tips dari gue: Beli tiket cable car jauh-jauh hari biar nggak kehabisan. Bawa jaket tebal, soalnya udara di atas gunung dingin banget. Jangan lupa bawa kamera yang bagus, soalnya pemandangannya beneran bikin nagih.
Kejadian Konyol: Pas lagi antri cable car, tiba-tiba ada cowok ganteng yang nyenggol gue. Gue langsung salting dan pura-pura nggak lihat. Padahal dalam hati udah teriak-teriak kayak fans K-Pop ketemu idolanya. Sayangnya, dia cuma minta maaf dan langsung pergi. Huh, PHP!
Secret Garden di Changdeokgung Palace: Sentuhan Sejarah dan Keindahan Alam
Bosan sama gunung? Coba deh mampir ke Secret Garden di Changdeokgung Palace. Taman ini dulunya adalah tempat rekreasi keluarga kerajaan. Sekarang, taman ini dibuka untuk umum dan jadi salah satu spot favorit buat menikmati musim gugur.
Suasananya tenang dan damai banget. Gue jalan-jalan di antara pepohonan yang berwarna-warni, sambil menikmati suara gemericik air sungai. Beneran kayak lagi healing! Gue sempet lihat beberapa orang yang lagi piknik di taman. Kayaknya seru juga ya, piknik sambil menikmati keindahan musim gugur.
Tips dari gue: Beli tiket masuk jauh-jauh hari, soalnya jumlah pengunjung dibatasi. Datang pagi-pagi biar nggak terlalu ramai. Jangan lupa bawa alas piknik dan bekal makanan.
Kejadian Menyebalkan: Pas lagi asyik jalan-jalan, tiba-tiba ada anak kecil yang nangis kenceng banget. Bikin gue kaget dan langsung hilang fokus. Padahal lagi menikmati pemandangan dengan khusyuk. Ya sudahlah, namanya juga anak-anak.
Lebih dari Sekadar Daun Merah: Insight Budaya

Selain berburu momiji, gue juga belajar banyak tentang budaya Korea. Gue sadar, orang Korea itu sangat menghargai keindahan alam. Mereka rela antri berjam-jam demi bisa menikmati pemandangan musim gugur. Mereka juga sangat menjaga kebersihan lingkungan. Di mana-mana gue lihat tempat sampah dan orang-orang yang membuang sampah pada tempatnya.
Gue juga belajar tentang pentingnya kesabaran dan ketenangan. Di Korea, semuanya serba cepat dan efisien. Tapi pas musim gugur, orang-orang jadi lebih santai dan menikmati hidup. Mereka meluangkan waktu untuk berjalan-jalan di taman, menikmati secangkir kopi, atau sekadar ngobrol dengan teman.
Gue juga belajar tentang pentingnya menghargai tradisi. Di Korea, banyak bangunan bersejarah yang masih dilestarikan dengan baik. Orang Korea juga sangat menghargai seni dan budaya tradisional. Gue sempet lihat pertunjukan musik tradisional di salah satu istana. Beneran keren!
Gugur di Korea: Worth It atau Nggak?

Overall, perjalanan gue ke Korea pas musim gugur beneran worth it! Meskipun ada beberapa kejadian absurd, konyol, dan menyebalkan, tapi semua itu jadi bagian dari pengalaman yang tak terlupakan. Gue bisa lihat sendiri keindahan alam Korea yang luar biasa, belajar tentang budaya Korea yang unik, dan merasakan sendiri vibes musim gugur yang magis.
Kalau lo punya kesempatan buat pergi ke Korea pas musim gugur, jangan ragu! Beneran deh, lo nggak bakal nyesel. Tapi inget, jangan cuma fokus sama daun merahnya aja. Coba juga eksplorasi budaya dan tradisi Korea. Dijamin, lo bakal dapet pengalaman yang lebih bermakna.
Pelajaran yang Gue Dapet: Jangan terlalu serius dalam hidup. Sesekali, cobalah untuk menikmati keindahan alam dan menghargai momen-momen kecil. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal baru. Dan yang paling penting, jangan lupa bawa kamera buat mengabadikan semua momen indah!
Pesan Sponsor: Jangan lupa follow Instagram gue ya, @si_anak_bawang. Di sana gue sering posting foto-foto perjalanan gue yang nggak kalah instagramable. Siapa tahu, lo jadi terinspirasi buat traveling juga! See you on the next adventure!
Posting Komentar untuk "Gugur di Korea: Red Alert, Mari Berburu Momiji!"
Posting Komentar